Kota Batu

Metode Inovasi Jarik Ma’Siti Masuki Verifikasi dan Observasi Lapangan, Wali Kota Malang Wujudkan Komitmen

Diterbitkan

-

GIAT: Wali Kota Malang, Sutiaji, saat bersama dengan siswa siswi dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Jarik Ma’Siti. (ist)

Memontum Kota Malang – Menuju Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023, metode Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa (Jarik Ma’Siti) kini masuk dalam tahap Verifikasi dan Observasi Lapangan. Itu dilakukan, oleh Tim Panelis Independen (TPI) melalui koneksi virtual zoom yang terhubung langsung dengan kegiatan belajar mengajar di SMPN 10 Kota Malang, Selasa (25/07/2023) tadi.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji, mendampingi langsung proses verifikasi dan observasi lapangan. Pihaknya, pun duduk bersama siswa-siswi yang sedang mengikuti pembelajaran dengan metode Jarik Ma’ Siti. Selain penerapan metode pembelajaran di dalam kelas, aktivitas luar kelas juga ditampilkan kepada panelis. Sejumlah siswa, juga nampak menghias kue tart, membuat topeng Malangan dan batik eco print.

Dalam dialog dengan Tim Panelis, orang nomor satu di lingkungan Pemkot Malang, itu menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Malang berkomitmen menghadirkan pendidikan inklusi sebagai wujud pemerataan layanan pendidikan bagi seluruh masyarakat termasuk anak-anak istimewa. “Kami menetapkan kota inklusi, untuk tidak ada pembedaan dalam memberikan pendidikan. Kami tidak menyebar anak-anak istimewa ini ke sekolah khusus, di SMP reguler pun bisa. Tapi setiap pendidik kami bekali pembelajaran lewat Jarik Ma’ Siti, karena secara psikologis anak istimewa harus mendapatkan pendidikan yang setara,” jelas Wali Kota Sutiaji.

Kemudian, ditambahkannya bahwa inovasi tersebut telah dapat direplikasikan di seluruh SMP Negeri di Kota Malang, sejumlah SMP swasta maupun sekolah-sekolah dari kota atau kabupaten lain.

Advertisement

“Terlebih, inovasi ini mudah dan sangat relevan direplikasi untuk menjembatani pendidikan inklusi utamanya pada sekolah reguler yang memiliki siswa istimewa tanpa adanya Guru Pendamping Kelas,” ujarnya.

Baca Juga :

Lebih lanjut, inovasi Jarik Ma’ Siti menjadi salah satu wujud atensi Pemkot Malang terhadap kebutuhan kelompok rentan, seperti anak-anak istimewa. Terlebih, menurutnya inovasi tersebut linier dengan apa yang telah digagas.

“Kita punya keyakinan bahwa anak itu punya potensi. Tuhan itu Maha Adil, semua punya keistimewaan. Dan kita bisa membantu mengembangkan potensi-potensi tersebut,” terangnya.

Advertisement

Karena itu, pihaknya meminta agar para pendidik dan pengajar nantinya dapat menjadi fasilitator dan motivator, agar anak-anak istimewa dapat mengembangkan potensi yang telah dimiliki.

Terlepas dari Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023, Sutiaji juga mengapresiasi kinerja jajaran guru maupun tenaga pendidik. Pihaknya menyebut bahwa inovasi Jarik Ma’ Siti akan mengharumkan nama Kota Malang. Terlebih inovasi pembelajaran ini telah memberikan manfaat luar biasa.

“Jangan berpuas dengan hasil, tapi kita harus terus meningkatkan upaya dan tekad kita. Jangan berpacu pada juara berapa yang akan diraih, namun langkah kita inilah yang menunjukkan bagaimana manfaat yang akan kita berikan kepada masyarakat luas. Semangat terus!,” paparnya.

Sebagai informasi, tahap verifikasi dan observasi lapangan dilakukan agar para juri mendapat gambaran utuh mengenai implementasi inovasi yang diajukan masing-masing daerah. Sebanyak 20 inovasi dipilih oleh TPI untuk mengikuti tahap verifikasi dan observasi lapangan pada 24-25 Juli 2023 ini. Kemudian, pada tahap selanjutnya TPI akan melakukan sidang untuk menentukan Top Inovasi Terpuji. (hms/rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas