Kabar Desa
Warga Meduran Kota Batu Persembahkan Ketupat Raksasa untuk Lestarikan Budaya Lebaran di Nusantara
Memontum Kota Batu – Warga RT01 RW 02 Kampung Meduran, Kelurahan Sisir, Kecamatan/Kota Batu menggelar acara halal bihalal dengan menyajikan menu khas Lebaran yakni Ketupat Sayur (Kupatan). Namun, bukan sembarang ketupat yang dibuat masyarakat, dalam upaya melestarikan budaya Lebaran Ketupat.
Diawali dengan tradisi membuat kupat dari daun kelapa muda (janur), pemuda dan para bapak tampak bergotong royong menyiapkan bahan janur serta keperluan yang lain sedangkan ibu PKK dibantu para pemudi sibuk menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak.
Ketua Panitia, Heri Maskur, menjelaskan bahwa serangkaian acara ini diawali dengan musyawarah bersama untuk merancang acara halal bihalal, yang dibalut dengan kupatan. Tetapi, saat membuat kupat seperti layaknya, tiba-tiba tercetus ide membuat kupat ukuran besar.
Jadilah, tambahnya, warga berupaya untuk membuat kupat tersebut dan akhirnya menjadi satu kupat dengan ukuran yang tak lazim. “Setelah kupat jadi, kita sempat bingung terkait takaran beras dan alat untuk memasaknya sebab besar kupat mencapai lebar 50 cm, tebal 30 cm dan tinggi 60 cm. Akhirnya, kita menghubungi tim Tagana untuk meminjam peralatan memasak yang biasa digunakan untuk dapur umum,” tambah Heri, Kamis (05/405/2022) tadi.
Baca juga :
- Cleaning Area Pengunjung, Manajemen Jatim Park 3 Kota Batu Sebut Tak Ada Korban Jiwa
- Wisata Jatim Park 3 Kota Batu Alami Kebakaran
- Sinergitas Bidhumas Polda Jatim dan Awak Media, Deklarasikan Pilkada 2024 Berjalan Damai dan Kondusif
- Partai Nasdem Rekomendasi KD dan Dewa Kresna Maju Pilkada Kota Batu 2024
- 5 Tahun SERU.co.id, Komitmen Suguhkan Berita Tepercaya Jadi Rujukan Masyarakat
Proses memasak ketupat, ujarnya, memakan waktu sekitar 6 jam dan setelah ditiriskan memiliki bobot 75 kilogram menggunakan beras sejumlah 23 kilogram.
Ketua RW 02, Yunus Rahmad, mengapresiasi acara yang digelar warga kampung Meduran untuk merayakan Lebaran Ketupat tahun ini dengan cara yang unik. “Tentunya, saya bangga dengan warga di sini. Ada-ada saja ide kreatif yang dilakukan. Jadi, nuansa Idul Fitri seperti terjadi dimasa lalu. Yang mana, tradisi kupatan merupakan gambaran dari upaya masyarakat untuk saling melebur kesalahan satu sama lainnya, agar setelah Fitra kita kembali seperti bayi (murni tanpa dosa). Selain itu kita sesama warga juga selalu menjaga ukhuwah islamiyyah dengan selalu bersilaturahmi,” paparnya.
Acara digelar di Masjid Misbahusshudur Jalan Imam Bonjol Gang 1 dengan melibatkan seluruh warga RT 01/02 RW 02, takmir Masjid serta perwakilan RT di RW 01 dan 02, Kampung Meduran. Harapannya, agar budaya turun-temurun tetap lestari dan kegiatan ini bisa berlanjut pada tahun berikutnya. (bir/sit)
- Pemerintahan5 tahun
Fraksi PKB dan Gerindra Sepakat APBD 2020 Tetap di Kisaran Rp 1 Triliun Lebih dengan Mendongkrak Peningkatan PAD Kota Batu
- Pemerintahan5 tahun
Usai Hadiri Pemakaman Saudara di Pujon, Puluhan Warga Sumberejo Jalani Screening
- Pemerintahan5 tahun
Batu Paradise Factory Outlet Masih Bandel Buka, Meski Sudah Dapat Teguran
- Hukum & Kriminal5 tahun
Rugikan Nasabah, Koperasi Delta Pratama Dilabrak Pemuda Pancasila
- Pemerintahan5 tahun
Pasar Batu Berpotensi Jadi Cluster Baru Penyebaran Covid-19
- Berita4 tahun
JTP Group Bangun Batu Love Garden Ajak Partisipasi Warga Sekitar
- Berita5 tahun
Pendaki Gunung Buthak Ditemukan Tewas, Lari Dari Rombongan Diduga Kesurupan
- Berita5 tahun
Warga Mojorejo Luruk Perumahan Taman Harmoni, Pasca Salah Satu Pekerjanya Diketahui Sakit