Kota Batu

Penjualan Gamis, Jilbab dan Sandal di Lahan Relokasi Pasar Kota Batu Sepi, Pedagang Obral Dagangan

Diterbitkan

-

Penjualan Gamis, Jilbab dan Sandal di Lahan Relokasi Pasar Kota Batu Sepi, Pedagang Obral Dagangan

Memontum Kota Batu – Pedagang pakaian gamis dan jilbab yang berada di lahan relokasi Pasar Kota Batu, mengalami penurunan omset saat menjelang Ramadan. Kondisi itu, pun juga sama dialami oleh pedagang sandal dan sepatu di lahan relokasi.

Penurunan itu, diperkirakan pedagang karena menurunnya daya beli masyarakat. Di samping, kian maraknya penjualan secara online, yang bisa dengan mudah dijangkau konsumen.

Salah satu pedagang gamis dan jilbab asal Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Nadia Intan, mengatakan bahwa penjualan gamis dan jilbab selama Ramadan ini, tidak seperti tahun sebelumnya. Tahun ini, penjualan relatif sepi jika dibandingkan tahun lalu. Bahkan, terbilang lebih ramai saat pandemi.

“Kalau pendapatan, jelas nggak seperti dulu. Artinya, Ramadan tahun ini sepi dan yang jelas pendapatan menurun,” terang Nadia, saat berada di tokonya, Minggu (09/04/2023) tadi.

Advertisement

Menurunnya angka pendapatan, tambahnya, juga bisa akibat penjualan online di sosial media. Sehingga, membuat masyarakat enggan datang ke toko pakaian melakukan pembelian langsung.

“Pendapatan menurun ini akibat penjualan online dan bisa jadi belum musim liburan. Tetapi pastinya, penjualan memang tengah menurun,” tambahnya.

Baca juga :

Karena penjualan relatif menurun, ujarnya, maka penjual atau seperti dirinya, tidak berani mengambil stok terlalu banyak. Kalaupun membeli, hanya mengambil hingga 50 dan gamis pun juga mengambil hanya beberapa model.

Di tempat sama, pedagang sepatu dan sandal warga Desa Oro-oro Ombo Kota Batu, Abdul Fatah, pun mengaku sama. Selain sepi, dampaknya juga pada pendapatan penjualan. “Sepertinya sekarang, orang lebih suka membeli atau memilih beli lewat online, daripada datang langsung ke pasar. Karenanya, penjualan sekarang menurun,” ujarnya.

Advertisement

Untuk mensiasati kondisi itu, dirinya pun terpaksa menggunakan pola baru. Yakni, dengan mengobral produk sandal khusus anak-anak.

“Supaya nggak terlalu rugi akibat sepi pembeli selama ramadan ini, ya kita obral sandal anak-anak. Jadi, kita jual harga sandal dari yang awalnya Rp 65 ribu menjadi Rp 35 ribu. Dengan cara ini, paling tidak bisa menjual produk lama dan kerugian tidak sampai banyak,” terangnya. (put/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas