Kabar Desa
Masa Panen dan Harga Pupuk Mahal, Petani Jeruk Siam Torongrejo Kota Batu Pilih Pindah Pembibitan
Momentum Kota Batu – Petani jeruk jenis Keprok Siam di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, mulai memilih melakukan pembibitan dari pada harus produksi hingga panen. Sebab, untuk produksi, dibutuhkan perawatan selama empat tahun. Selain makan durasi waktu yang lama untuk bisa panen, juga karena faktor harga pupuk yang semakin mahal.
Salah satu petani pembibitan Jeruk Siam warga Desa Torongrejo, Heni Atmawati (38), menjelaskan bahwa dirinya memilih pembibitan jeruk dari pada produksi karena hasil perputaran uangnya yang lebih cepat. “Saya memang memilih pembibitan jeruk daripada menanam dan panen. Karena, jeruk bisa dirasakan buahnya baru ketika memasuki usia tanam empat tahun. Artinya, itu terlalu lama menunggu juga perputaran uangnya,” terangnya di area pembibitan jeruknya di Desa Torongrejo, Minggu (28/05/2023) tadi.
Untuk saat ini, tambahnya, jumlah bibit Jeruk Siam yang dikembangkan sebanyak 15 ribu bibit yang ditanam dengan sistem dalam polibag. Itu, dikembangkan mulai dari usia harian hingga dua tahun, yang notabene siap tanam.
Baca juga :
- Cleaning Area Pengunjung, Manajemen Jatim Park 3 Kota Batu Sebut Tak Ada Korban Jiwa
- Wisata Jatim Park 3 Kota Batu Alami Kebakaran
- Sinergitas Bidhumas Polda Jatim dan Awak Media, Deklarasikan Pilkada 2024 Berjalan Damai dan Kondusif
- Partai Nasdem Rekomendasi KD dan Dewa Kresna Maju Pilkada Kota Batu 2024
- 5 Tahun SERU.co.id, Komitmen Suguhkan Berita Tepercaya Jadi Rujukan Masyarakat
Siklus pembibitan, imbuh Heni, diawali dari biji yang semainya kemudian dipindahkan dalam polibag. Selanjutnya, jika sudah cukup umur masa tanamnya, maka dilakukan stek tanaman yang bertujuan untuk pembiakan tanaman melalui potongan.
“Untuk harga perbibit mulai dari Rp 7 ribu hingga Rp 15 ribu dan Rp 20 ribu. Semua, tergantung dari usia tanaman. Di sini, orang mengambil ada yang 500 bibit, 1 ribu bibit sampai 2.000 bibibit. Hari ini saja, ada kiriman Kalimantan dan Bali masing-masing 500 bibit,” tambahnya.
Diakui Heni, sebenarnya saat ini harga pupuk kimia semakin mahal. Salah satu contohnya, pupuk daun harganya Rp 100 ribu perkemasan kecil. Untuk itu, dengan kondisi harga pupuk semakin mahal, sehingga dipilihnya pembibitan daripada menanam hingga panen.
“Merawat jeruk itu tidak mudah sampai pada masa panen, itu harus dikompres dengan pupuk yang bermacam-macam. Tapi, sekarang pupuk harganya mahal. Makanya, saya pilih pembibitan perawatan tidak lama dan perputaran lebih cepat. Peminat bibit Jeruk Siam di wilayah Kota Batu ini banyak. Hampir semua petani jeruk di Desa Torongrejo menanam Jeruk Siam. Selain itu juga di daerah Klerek, Tutup juga sekitar Temas. Pastinya, tanaman Jeruk Siam semakin berkembang di Kota Batu,” jelasnya. (put/gie)
- Pemerintahan5 tahun
Fraksi PKB dan Gerindra Sepakat APBD 2020 Tetap di Kisaran Rp 1 Triliun Lebih dengan Mendongkrak Peningkatan PAD Kota Batu
- Pemerintahan5 tahun
Usai Hadiri Pemakaman Saudara di Pujon, Puluhan Warga Sumberejo Jalani Screening
- Pemerintahan5 tahun
Batu Paradise Factory Outlet Masih Bandel Buka, Meski Sudah Dapat Teguran
- Hukum & Kriminal5 tahun
Rugikan Nasabah, Koperasi Delta Pratama Dilabrak Pemuda Pancasila
- Pemerintahan5 tahun
Pasar Batu Berpotensi Jadi Cluster Baru Penyebaran Covid-19
- Berita4 tahun
JTP Group Bangun Batu Love Garden Ajak Partisipasi Warga Sekitar
- Berita5 tahun
Pendaki Gunung Buthak Ditemukan Tewas, Lari Dari Rombongan Diduga Kesurupan
- Berita5 tahun
Warga Mojorejo Luruk Perumahan Taman Harmoni, Pasca Salah Satu Pekerjanya Diketahui Sakit