Pemerintahan

Kota Batu Didrop Telur Tetas, Peternak Ayam Petelur Merugi

Diterbitkan

-

Kota Batu Didrop Telur Tetas, Peternak Ayam Petelur Merugi

Memontum Kota Batu – Perekonomian yang terpuruk akibat pandemi covid-19 berimbas pada semua elemen masyarakat, tak terkecuali para peternak ayam petelur Kota Batu. Kondisi ekonomi para peternak ayam petelur di kota Batu terancam.

Hal ini disebabkan karena peredaran telur breeding atau telur tetas yang dijual di pasaran. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid 19, keberadaan telur breeding yang dijual bebas dipasaran telah merusak harga penjualan harga telur dari peternak ayam.

Dijelaskan oleh ketua asosiasi peternak ayam petelur Kota Batu, Rochmad Santoso bahwa, keberadaan telur breeder yang beredar dipasaran mencapai harga Rp 12 ribu per kg. Sedangkan harga telur layak konsumsi dari kandang peternak HPP nya berkisar Rp 19 ribu per kg. Hal ini bisa merusak serta mengancam keberlangsungan usaha peternak telur ayam.

Selain itu, sudah ada aturan dari Menteri Pertanian tentang telur breeder yang tidak boleh beredar serta dikonsumsi manusia, tetapi hanya untuk telur tetas.

Advertisement

“Kami datang ke dinas Pertanian kota Batu untuk melaporkan dan koordinasi terkait hal itu. Kami aja tidak bisa mengirim ke luar daerah karena adanya covid 19. Namun, didaerah kami malah di drop telur breeder,” keluh, Rochmad Santoso, Senin (4/5/2020).

Ia menambahkan, dirinya juga tidak tahu asal telur Breeder tersebut. Pihaknya yang terdiri dari 25 orang peternak asal Desa Junrejo, berharap segera ada tindakan dari Pemkot Batu. Sebab, masing masing anggota yang memiliki populasi ayam mulai dari 1300 ekor hingga 6000 ekor, saat ini terus mengalami kerugian.

Sementara itu, Ludi Tanarto yang turut hadir mendampingi para peternak yang mengadu ke Dinas Pertanian Kota Batu menjelaskan , dirinya berharap ada komunikasi dan hubungan yang baik antara peternak dengan Dinas Pertanian. Sehingga keberadaan telur yang tidak layak beredar itu, bisa ditegur oleh dinas terkait, dan bisa membuat harga telur dipasaran bisa kembali normal.

“Dinas akan mengirimkan surat ke provinsi sehingga peternak besar adalah domain dari dinas peternakan tingkat provinsi. Nanti akan dikirim teguran karena menyalahi peraturan kementan, dinas akan berkoordinasi dengan satgas pangan yang terdiri antara lain, ekbang, diskumdag, ketahanan pangan, dan Polres. Sehingga, harapannya di satgas pangan akan mengeluarkan surat edaran tentang telur yang tidak boleh diperjual belikan karena melanggar peraturan menteri,” terang Ludi Tanarto yang juga anggota DPRD Batu dari fraksi PKS.

Advertisement

Selain itu, Kepala Dinas pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono juga menjelaskan keberadaan telur Breeder tidak untuk langsung di makan, dan hanya untuk ditetaskan. Ia menegaskan, telur Breeder banyak mengandung vaksin sehingga bisa berbahaya bagi konsumen. Apalagi kalau disimpan lebih dari satu minggu, biasanya kuning telurnya bisa langsung rusak dan hancur.

“Yang kita lakukan, satgas pangan akan dirapatkan untuk menindak lanjuti peternak tadi. Ini laporan pertama kali, nanti akan ada peringatan dan sanksi dari Polres begitu juga dengan dinas terkait akan memberikan peringatan larangan penjualan telur breeder di Kota batu, dan terakhir dinas pertanian akan memberikan sosialisasi terkait arahan penjualan telur breeder,” ujar Sugeng.

Sugeng juga membeberkan, pihaknya juga sudah menyampaikan bahaya telur Breeder dari segi kesehatan jika dikonsumsi oleh manusia. Sementara dari sisi persaingan usaha bisa merusak harga seperti yang terjadi saat ini.

“Itu telur pembibitan dan tidak akan tahan lama serta berbeda dengan telur konsumsi. Ciri khususnya, tipis agak putih, bentuknya besar besar hampir rata,” terang, pria berkacamata ini.

Advertisement

Ia menambahkan, pihaknya saat ini hanya mendapatkan keluhan terkait keberadaan telur Breeder, dan nantinya akan segera melakukan sosialisasi lewat media-media, dan surat edaran yang diberikan oleh pemkot pada pedagang, peternak, serta pihak lainnya. (bir/yan)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas