Pemerintahan

Wali Kota Batu Bersama Forkopimda Siap Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19

Diterbitkan

-

Memontum Kota Batu – Pemkot Batu menyiapkan anggaran sebesar Rp 10 miliar melalui RAPBD 2021, untuk mendukung program vaksinasi gratis Covid-19.

Hal itu, sesuai amanat Presiden RI, Joko Widodo, bahwa setiap daerah diwajibkan untuk program vaksinasi sebagai prioritas yang dicantumkan dalam keuangan daerah agar layanan ini diperoleh kepada masyarakat secara gratis.

Wali Kota Batu, Hj Dewanti Rumpoko, mengatakan anggaran Rp 10 miliar tersebut, telah memperoleh persetujuan dari legislatif. Pihaknya, kini masih menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat.

“Yang jelas, kami (Pemkot Batu) sudah menyiapkan dana itu di-APBD Kota Batu 2021,” ungkap Wali Kota Batu, Selasa (29/12) tadi.

Advertisement

Pihaknya pun, tambah Wali Kota Perempuan ini, bersedia jika harus menjadi orang pertama di Kota Batu, yang mendapatkan vaksin. Hal itu, agar memberi jaminan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa vaksin aman.

“Bukan hanya saya, tapi Forkopimda. Pak Wawali, Pak Sekda, Pak Ketua DPRD. Bersedia disuntik vaksin pertama kali,” tegas Bunda Dewanti-sapaan Wali Kota Batu

Hal itu, tambahnya, sama dengan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Yakni, yang juga menyatakan bahwa beliau akan menjadi warga Indonesia pertama, yang dilakukan vaksinasi.

Sementara itu, ujarnya, untuk kebutuhan vaksinasi akan diprioritaskan kepada mereka dengan risiko tinggi terlebih dahulu. Seperti, petugas kesehatan, TNI, Polri, petugas pelayanan. Setelah itu, baru vaksin akan diberikan kepada masyarakat Kota Batu.

Advertisement

“Ditargetkan, 80 persen penduduk Kota Batu, dari rentang usia 18-59 tahun, akan menerima vaksin Covid-19. Penerima vaksin masing-masing akan mendapatkan dua kali injeksi. Dengan interval waktu 14 hari dari penyuntikan pertama,” tambahnya.

Kepala Dinkes Kota Batu, Kartika Trisulandari, sebelumnya pernah menjelaskan, bahwa Dinkes telah menyiapkan sumber daya manusia untuk vaksinasi.

“Mulai dilatih petugas vaksinatornya. Disegarkan kembali tentang tata cara penyuntikannya. SDM-nya dinyatakan cukup secara kuantitas. Mereka terdiri dari perawat dan bidan sudah mumpuni melakukan vaksinasi,” kata Kartika.

Namanya vaksin, tambahnya, itu tidak melindungi 100 persen. Vaksin sejak bayi saja, masih mungkin terkena sakit. Hanya saja, ketika kena tidak terlalu parah. (cw2/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas