Kabar Desa

Curah Hujan Tinggi Untungkan Petani Tomat Sayur di Kota Batu

Diterbitkan

-

Curah Hujan Tinggi Untungkan Petani Tomat Sayur di Kota Batu

Memontum Kota Batu – Intensitas hujan tinggi yang berlangsung selama beberapa hari terakhir, membawa dampak tersendiri untuk petani Tomat Sayur di Kota Batu. Dimana, varietas tomat jenis ini, harganya mulai merangkak naik di pasaran. Bahkan saat ini, harga perkilogram dari petani mencapai Rp 4 ribu dibandingkan bulan Februari 2023 yang lalu, hanya Rp 700 perkilogram dari petani.

Dijelaskan salah sutu petani tomat, warga Dukuh Kekep, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Anto (45), bahwa penyebab naiknya harga Tomat Sayur ini memang dipengaruhi intensitas hujan tinggi. Artinya, di saat sering terjadi hujan, maka perawatan terhadap tomat itu juga ekstra.

“Yang jelas, saat hujan yang tinggi setiap hari, kitapun merawat tomat juga ekstra. Tetapi, meski tomatnya tidak bagus, tapi sudah mencukupi ongkos pengeluarannya,” terang Anto, saat ditemui di lahan pertanian, Desa Tulungrejo, Minggu (05/03/2023) siang.

Baca juga:

Advertisement

Proses tanam hingga panen untuk tomat jenis ini, urainya, selama 70 hari tomat tersebut sudah mulai bisa dipetik. Satu musim, dari tanaman yang berjumlah hingga 2 ribu batang dengan perawatan bagus, maka bisa menghasilkan 4 sampai 5 kwintal.

“Satu panenan dari perbatang tanamannya, bisa sebanyak 2 ribu biji. Hasilnya, pun bisa 4 sampai 5 kwintal, selama 70 hari panen. Tapi, kalau perawatannya telat, maka masa panen mundur menjadi 90 hari,” terangnya.

Dari kenaikan harga mencapai Rp 4 ribu seperti sekarang ini, dikatakannya, bahwa petani masih mendapatkan keuntungan. Tetapi, apabila tomat sayur tersebut ada di harga ratusan, maka akan alami kerugian.

Dijelaskannya, bahwa baru seminggu ini harga tomat sayur naik menjadi Rp 4 ribu. Harga seminggu sebelumnya, hanya mencapai Rp 1.500. Bahkan, pada Februari 2023 harga sangat murah sebesar Rp 700.

“Bulan lalu, harga tomat sayur Rp 700. Lalu, menjadi Rp 1.500 dan seminggu ini Rp 4 ribu. Harga itu, langsung dari petani. Dari harga Rp 4 ribu ini, sudah menutup biaya perawatan perbatang sebesar Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu. Nah, kalau pupuk mahal biaya perawatan perbatangnya Rp 6 ribu,” ujarnya.

Advertisement

Dengan kondisi naiknya harga tomat ini, Anto berharap, untuk harga pupuk masih bisa dijangkau. Tetapi, kalau bisa pupuk kimia non subsidi yang digunakan bisa turun sehingga petani perekonomiannya pun bisa stabil. “Ya, kami terus berharap kepada pemerintah tidak menaikkan harga pupuk non subsidi. Semoga harga sayuran salah satunya tomat bisa merangkak naik menjelang Ramadan,” harapnya. (put/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas