Kota Batu

Dua Program PSD 2023 Mulus Dikerjakan DPUPR, Pj Wali Kota Batu Optimis 25 Program Lain Rampung

Diterbitkan

-

PANTAU: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai (baju putih), bersama Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat, saat melakukan pemantauan dan pengecekan. (ist)

Memontum Kota Batu – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu berhasil menuntaskan dua program prioritas tahun 2023. Dua program tersebut, yakni pelebaran Jalan Bromo-Semeru (Brosem) Section I dan pembangunan trotoar ruas Jalan Panglima Sudirman Kota Batu.

Sesuai dengan Program Strategis Daerah (PSD) tahun 2023, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, mengaku optimis akan mampu menyelesaikan 25 program prioritas yang tersisa. Baik itu program di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan program-program sosial.

Khusus untuk infrastuktur, terang Pj Wali Kota Aries, yaitu memprioritaskan peningkatan fasilitas umum (Fasum) yang dirasakan langsung dan bermanfaat pada pertumbuhan perekonomian masyarakat. Diantaranya, seperti pelebaran Fasum jalan di pusat kota, pemeliharaan jalan berlubang, penambahan PJU dan PJL serta pembangunan trotoar di jalan-jalan protokol.

“Untuk peningkatan pembangunan infrastruktur atau fisik, diharapkan bisa mencapai target kinerja pembangunan. Khususnya, indikator makro yang telah ditetapkan tahun 2024. Salah satunya, yaitu bisa mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan tumbuh positif sebesar 5,45 hingga 7,34 persen,” terangnya, Senin (06/11/2023) tadi.

Advertisement

Dijelaskan Pj Wali Kota Aries, dengan adanya pembangunan Fasum seperti pelebaran jalan Jalan Bromo-Semeru Section I, diharapkan mampu memecahkan kemacetan di pusat kota. Begitu juga dengan pembangunan trotoar di Jalan Panglima Sudirman, akan kian mempercantik tata Kota Batu.

“Dengan adanya pembangunan dua PSD 2023 ini, tentunya akan membuat wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, bisa semakin meningkat. Dan, berdampak pada peningkatkan perekonomian masyarakat,” tambahnya.

Baca juga :

Sementara itu, Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat, mengatakan bahwa pelebaran Jalan Brosem Kota Batu penting untuk dilakukan. Ini dikarenakan, selama ini jalur yang berada di pusat kota menuju Alun-alun Kota Batu, jadi salah satu pusat kemacetan.

Advertisement

“Pelebaran Jalan Brosem ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampung jalan utama menuju pusat Kota Batu. Tujuannya, agar mobilitas warga masyarakat dan wisatawan terlayani dengan baik. Sehingga, akan berdampak pada produktifitas masyarakat,” ujarnya.

Secara teknis, ujarnya, ruas Jalan Brosem dilebarkan dari eksisting 6 sampai 7 meter menjadi 10 hingga 12 meter dengan panjang 650 meter. Pelebaran ruas jalan nantinya, dengan cara menutup saluran irigasi dengan box culvert. Sampai saat ini, proses pengerjaan telah lebih dari 62 persen schedule yang seharusnya masih berjalan 28 persen.

Karenanya, Alfi mengaku, pengerjaan Jalan Brosem akan selesai akhir tahun 2023 ini. Percepatan ini, dilakukan untuk mengantisipasi tingginya kunjungan wisatawan saat tahun baru. “Selain itu, percepatan pengerjaan Jalan Brosem, untuk antisipasi banjir memasuki musim penghujan. Mengingat, jalur tersebut menjadi salah satu titik rawan banjir,” ungkapnya.

Sama halnya dengan pembangunan trotoar Jalan Panglima Sudirman, ujarnya, perlu dilakukan karena setiap musim penghujan di titik tersebut air selalu menggenang dan berpotensi banjir. Untuk itu, DPUPR merevitalisasi trotoar sekaligus saluran irigasi dibawahnya. Pengerjaan revitalisasi trotoar sendiri sepanjang 600 meter mulai dari Balai Kota Among Tani hingga depan SPBU Lahor. Pembangunan yang dimulai awal Oktober 2023 itu, telah mencapai 22 persen dan sesuai dengan schedule.

Advertisement

“Selain itu, kami juga melaksanakan beberapa program lainnya. Seperti pemeliharaan dan peningkatan jalan, normalisasi sungai Paron di Desa Bumiaji untuk antisipasi banjir, pembangunan plengsengan rawan longsor di Jurang Susuh Desa Giripurno. Serta mengerjakan usulan atau pokir dari DPRD Kota Batu dengan penambahan PJU di 132 titik senilai Rp 1,5 miliar dan PJL di 57 titik senilai Rp 622 juta,” urainya.

Ditambahkannya, bahwa dalam pembangunan dibutuhkan partisipasi masyarakat. Di mana masyarakat turut memberikan informasi, usulan, saran hingga kritik atas pembangunan yang dilakukan DPUPR. “Yang jelas, kami ingin semua sektor bisa kembali bergairah. Dan, dengan pelebaran atau peningkatan jalan hingga pembukaan jalan baru bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk pemerataan pembangunan,” jelasnya. (put/sit/adv)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas