Berita
Kondisi Pasar Sayur Kota Batu Memprihatinkan, Baru 3 Bulan Diresmikan, Banyak Bocor dan Jebol
Memontum Kota Batu – Pasar sayur yang belum genap tiga bulan ditempati kondisinya banyak bocor dan genangan air di banyak sudutnya. Bahkan atap plastik warna hijau terlihat jebol. Padahal bangunan yang menghabiskan anggaran milyaran rupiah ini masih dalam masa perawatan.
Menurut salah satu pedagang sayur, Monidi hal ini terjadi sejak kemarin, padahal intensitas hujan juga gak begitu deras.
“Kejadiannya sejak kemarin yang sebelah utara lalu sekarang yang di selatan. Tapi kalau yang di tengah (posisi diberi tanda) itu sejak awal memang bocor. Jadi kami biasanya sedia terpal untuk menutup sayuran supaya tidak terkena air hujan. Karena kalau kena air hujan takut sayurnya cepat busuk,” jelasnya.
Ditambahkan pula oleh pedagang yang lain, bahwa sejak awal difungsikan belum ada dari pihak pengembang untuk memperbaiki gorong-gorong seperti yang di rekomendasikan banyak pihak. Sementara itu, koordinator Forum Rembug Warga Kota Batu (FRWKB), Sudarno menyayangkan.
“Sejak peralihan dari Kotatif menjadi Kota Batu, pembangunan Pasar Sayur di Kota Batu ini sangat ironis. Belum pernah terjadi seperti ini. Sejak Senin tanggal 17 Februari 2020 diresmikan hanya bertahan 51 hari. Pada Rabu tanggal 8 April 2020 saat hujan, atap pasar di beberapa titik jebol. Memang ada perawatan dari pihak ketiga yang mengerjakan pasar sayur tersebut. Selama 6 bulan kedepan. Akan tetapi setelah diperbaiki, apakah di kemudian hari tidak akan terjadi masalah serupa? Yang perlu diperbaiki adalah akar masalah dari kebocoran tersebut. Sehingga dalam jangka panjang, tidak akan terjadi kembali,” ujar Sudarno.
OPD yang berwenang dalam pengadaan barang dan jasa, juga harus menjelaskan kepada publik. Apa yang salah dalam pengerjaan pasar sayur tersebut. Ini sebagai bentuk akuntabilitas Pemerintah Kota Batu dalam melaksanakan pelayanan publik. Penerima manfaat juga jangan sampai dirugikan dengan kondisi ini, karena bisa merusak kualitas dagangan yang terkena air hujan, tambah Sudarno.
DPRD Kota Batu sudah sangat perlu untuk mempergunakan hak-hak yang dimiliki. Semisal hak angket untuk mempertanyakan kebijakan yang telah diambil. Apalagi juga OPD di Pemerintah Kota Batu mengabaikan masukan yang telah diberikan oleh DPRD hingga terjadi “boikot” saat peresmian pasar sayur.
Kondisi ini sekaligus sebagai referensi dimana pasar Kota Batu yang akan dibangun dengan mempergunakan dana dari APBN sebesar kurang lebih Rp 200 M, jangan sampai nasibnya sama dengan pasar sayur ini. Ketika terjadinya pelambatan atas respon pembangunan yang dilakukan oleh Kabupaten Malang, dimana dengan pembangunan pasar mantung dan pasar karangploso, lambat laun, pasar batu tergerus pergerakannya.
“Maka perlu adanya kelapangan dada oleh pemimpin Kota Batu, untuk menerima masukan-masukan membangun dari para pihak. Agar mampu menerapkan kebijakan yang tepat serta penerima manfaat (pedagang dan pengunjung) nyaman dalam memanfaatkan fasilitas pasar yang ada di Kota Batu,” tutup Sudarno. (bir/yan)
- Pemerintahan5 tahun
Fraksi PKB dan Gerindra Sepakat APBD 2020 Tetap di Kisaran Rp 1 Triliun Lebih dengan Mendongkrak Peningkatan PAD Kota Batu
- Pemerintahan5 tahun
Usai Hadiri Pemakaman Saudara di Pujon, Puluhan Warga Sumberejo Jalani Screening
- Pemerintahan5 tahun
Batu Paradise Factory Outlet Masih Bandel Buka, Meski Sudah Dapat Teguran
- Hukum & Kriminal5 tahun
Rugikan Nasabah, Koperasi Delta Pratama Dilabrak Pemuda Pancasila
- Pemerintahan5 tahun
Pasar Batu Berpotensi Jadi Cluster Baru Penyebaran Covid-19
- Berita4 tahun
JTP Group Bangun Batu Love Garden Ajak Partisipasi Warga Sekitar
- Berita5 tahun
Pendaki Gunung Buthak Ditemukan Tewas, Lari Dari Rombongan Diduga Kesurupan
- Berita5 tahun
Warga Mojorejo Luruk Perumahan Taman Harmoni, Pasca Salah Satu Pekerjanya Diketahui Sakit