Kabar Desa

Menelisik Sekilas Punden Sumber Jeding yang Dipercaya Jadi Acuan Perekonomian Desa Junrejo

Diterbitkan

-

Memontum Kota Batu – Keberadaan situs cagar budaya Punden Sumber Jeding di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dipercaya masyarakat setempat menjadi acuan pertumbuhan perekonomian. Lebih dari itu, sekitar tahun 1971, air di sumber juga diyakini bisa menyembuhkan penyakit.

Salah satu warga Dusun Jeding, Pujiono (65), menjelaskan dahulu orang tuanya bahkan kakek neneknya selalu mengatakan kalau air dalam kolam Punden Sumber Jeding, itu penuh disebut Pasang Giri atau murah sandang pangan. Tetapi kalau airnya surut, maka dimungkinkan akan terjadi apa-apa terkait perekonomian masyarakat.

“Dahulu di sekitar area punden ini, sawah ditanami padi. Nah, murah sandang pangan itu artinya hasil panenan padi sangat berlimpah dengan hasil yang bagus. Di sini otomatis masyarakat menjadi makmur perekonomiannya. Itu terjadi, saat air dalam kolam Punden Sumber Jeding penuh. Akhirnya, kami semua meyakininya,” terangnya, saat berada di Punden Sumber Jeding, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Sabtu (05/08/2023) tadi.

Dari kejadian di Punden Sumber Jeding, tambahnya, masyarakat menjadikan sumber itu acuan perkembangan perekonomiannya. “Memang, tahun 2004 yang lalu pernah kondisi air di kolam itu surut hingga mengering. Ternyata, hasil produksi semua tanaman yang ada di Desa Junrejo, buruk. Sehingga, masyarakat tambah yakin sumber itu menjadi acuan perkembangan perekonomian,” tuturnya.

Advertisement

Tidak hanya itu, menurutnya, Punden Sumber Jeding juga dikunjungi banyak orang yang berasal dari luar dusun. Bahkan, dari luar kota sebagian orang meyakini, jika airnya mampu menyembuhkan segala penyakit.

Baca juga :

“Sekitar tahun 1971 atau 1972, sumber ini sangat ramai dikunjungi banyak orang dari luar dusun atau luar kota. Selain ritual, saat itu ramai karena airnya bisa menyembuhkan penyakit seseorang di luar dusun,” jelasnya.

Kendati demikian, jelas Pujiono, sekarang nilai sakral pada Punden Sumber Jeding, sudah tidak ada lagi. “Kalau dahulu, tempat ini kelihatan sangat angker. Tapi sekarang, sudah tidak lagi. Kalau dahulu, perempuan tidak boleh masuk ke area Punden Sumber Jeding ini. Tapi sekarang sudah bebas. Sehingga, air sumbernya sudah tidak ada yang memercayai lagi. Sepertinya leluhur disini kecewa,” ujarnya.

Advertisement

Tetapi, imbuhnya, sampai sekarang masyarakat di Desa Junrejo juga masih melestarikan budaya orang-orang terdahulu. Saat hari tertentu misalnya, malam satu sura dan bersih desa masih digelar ritual di sumber itu. Bahkan, Punden Sumber Jeding juga dipercantik dengan penambahan bangunan ditambah lima arca buatan sebagai pengganti yang hilang.

“Punden Sumber Jeding ini bakal dipercantik ditambah lima arca yang hilang. Karena, dulu ada empat arca yang saya nggak tahu hilang begitu saja. Bahan semua sudah siap tinggal pembangunan saja. Karena sudah banyak lagi pengunjung yang datang,” paparnya.

Sekedar diketahui, di area Punden Sumber Jeding ada dua pohon beringin besar. Dipercaya, pohon tersebut merupakan petilasan leluhur babat Desa Junrejo, yang dikenal masyarakat dengan sebutan Mbah Jowongso. Dari sini, setiap warga yang memiliki hajat diwajibkan ritual terlebih dahulu di sumber itu. (put/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas