Berita
Pendataan Relokasi Pasar Besar Ditolak HPP
MEMONTUM KOTA BATU – Rencana relokasi pedagang oleh Pemerintah Kota Batu ditolak Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Besar Batu sebelum tuntutan mereka dipenuhi. Tuntutan yang mereka ajukan dinamakan 3D, yakni dana revitalisasi, DED dan data pedagang. Johan Bambang Irawan, Wakil Ketua HPP mengatakan, pihaknya belum bisa membicarakan relokasi sebelum tuntutan tersebut dipenuhi.
“3 D itu terkait keberadaan dana revitalisasi Pasar Besar Batu, transparansi DED dan data pedagang yang masih carut-marut,” ujar Johan saat ditemui di Pasar Besar Batu, Rabu (12/8/2020).
Ia mendesak agar Pemkot Batu menyelesaikan terlebih dahulu pendataan pedagang. Katanya, ada data yang berada di Bank Jatim dan Polda Jatim.
“Hal itu harus diselesaikan dulu oleh Pemkot Batu. Kami meminta UPT untuk menghentikan pendataan pedagang mulai Kamis (13/8/2020) karena muncul banyak pertanyaan yang membuat pedagang gelisah,” akunya.
Di sisi lain, Johan juga mengatakan tidak elok kalau relokasi dilakukan saat masa pandemi seperti sekarang. Ia meminta agar proses relokasi dihentikan dulu.
“Kami minta dihentikan dulu, khawatir pembangunan terjadi mangkrak hingga pedagang terjebak di penampungan,” urainya.
Pihaknya juga siap untuk membuka dialog jika tuntutan 3D terpenuhi. Bahkan kesepakatan tersebut telah ada di lembar paguyuban. Johan mengatakan, pihaknya melakukan pendataan internal. Ia mengaku heran karena data PKL berubah dari sebelum pandemi dengan saat pandemi.
“Seperti sebelum pandemi, data PKL pasar pagi sebanyak 959 sekarang jadi 1097. Itu buat kami heran, makanya kami bikin pendataan internal supaya sinkron,” paparnya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kota Batu, Eko Suhartono saat dikonfirmasi memberikan penjelasan, pendataan dilakukan agar proses pembangunan bisa berjalan sesuai rencana dan kebutuhan. Ia menegaskan kalau Pemkot Batu berkomitmen, dalam pembangunan pasar ini mengutamakan kepentingan warga dan khususnya pedagang.
“Namanya pendataan itu, berarti teman-teman UPT memulai karena kami melihat untuk relokasi perlu pendataan. Saat ini tahap verifikasi. Artinya, yang namanya didata itu untuk mengetahui sejauh mana kondisi pasar supaya konsep pembangunan sesuai kondisi sebenarnya,” ujar Eko melalui sambungan telefon.
Eko meminta agar semua pihak saling mendukung. Saat ini, tahapan demi tahapan tengah dilakukan untuk merealisasikan pembangunan pasar. Ia pun tidak ingin ada persoalan salah dan benar, melainkan bersama-sama membangun.
“Kata kuncinya adalah perencanaan, kata kunci paling pokok adalah pendataan supaya perlindungan terhadap pedagang itu benar. Kondisi sebenarnya itu yang kami gambar, artinya Pemerintah Kota Batu melindungi masyarakat dan pedagang, untuk perencanaan yang baik itu berawal dari pendataan yang benar,” tegasnya.
Diskumdag mengaku masih baru memulai pendataan. Setelah itu, akan ada pembicaraan dengan pihak-pihak terkait, termasuk perwakilan pedagang.
“Kalau misalnya paguyuban mau membantu, ya monggo, tapi kapasitasnya harus bersama, bukan berjalan sendiri. Sinkronisasi data penting, lebih awal didapat lebih baik agar perencanaan cepat dan matang,” katanya. (bir/syn)
- Pemerintahan5 tahun
Fraksi PKB dan Gerindra Sepakat APBD 2020 Tetap di Kisaran Rp 1 Triliun Lebih dengan Mendongkrak Peningkatan PAD Kota Batu
- Pemerintahan5 tahun
Usai Hadiri Pemakaman Saudara di Pujon, Puluhan Warga Sumberejo Jalani Screening
- Pemerintahan5 tahun
Batu Paradise Factory Outlet Masih Bandel Buka, Meski Sudah Dapat Teguran
- Hukum & Kriminal5 tahun
Rugikan Nasabah, Koperasi Delta Pratama Dilabrak Pemuda Pancasila
- Pemerintahan5 tahun
Pasar Batu Berpotensi Jadi Cluster Baru Penyebaran Covid-19
- Berita4 tahun
JTP Group Bangun Batu Love Garden Ajak Partisipasi Warga Sekitar
- Berita5 tahun
Pendaki Gunung Buthak Ditemukan Tewas, Lari Dari Rombongan Diduga Kesurupan
- Berita5 tahun
Warga Mojorejo Luruk Perumahan Taman Harmoni, Pasca Salah Satu Pekerjanya Diketahui Sakit