Pendidikan

Siswa SDN Ngaglik 1 Kota Batu, Ubah Kulit Apel Jadi Energi Listrik

Diterbitkan

-

Siswa SDN Ngaglik 1 Kota Batu, Ubah Kulit Apel Jadi Energi Listrik

Memontum Kota Batu – Sepintas sifat dan sikapnya sama seperti anak anak diusianya. Masih angin anginan dalam menekuni hobinya. Bahkan butuh “dibentak” dulu baru mau menseriusi hobinya lagi.

Begitulah gambaran sepintas sifat dari Salsabilla Shafa Adzara ,11, tahun. Dia sekarang tercatat sebagai siswa kelas VIc di SDN Ngaglik 01, Kota Batu. Hobinya corat coret diatas kain kanvas dan suka berkreasi dengan barang bekas yang ada dirumahnya.

Dimulai sejak dia duduk dikelas IV. Acha panggilan akrab Salsabilla Shafa Adzra bersama teman-teman seangkatannya mengikuti ekstra kurikuler Sains Club disekolahnya.

Berbagai percobaan untuk menciptakan beberapa jenis makanan dan minuman termasuk meneliti sumber energi alternatif dikerjakan disekolahnya bersama teman dan guru pembimbingnya Helminah Mauludiyah.

Advertisement

Terakhir Acha meneliti sumber energi alternatif dari kulit apel. Hasilnya menakjubkan, kulit apel yang awalnya terbuang sia sia ditempat sampah, bisa diubah menjadi energi listrik.

“Awalnya saya hanya diberi tahu sama Bu Helmi. Untuk memanfaatkan kulit apel sebagai sumber energi alternatif,” ucap Acha.

<!–nextpage–>

Menurut dia, di Kota Batu sejak dulu dikenal sebagai penghasil buah apel. Oleh petani sebagian dijual ke Pasar Batu. Sebagian lagi dijual kepada pengusaha kripik apel.

Advertisement

Kulit apel yang tidak terpakai, biasanya dibuang ke tempat sampah. Ada juga yang dimanfaatkan untuk makanan sapi perah. Dari persoalan itu, Acha bersama guru pembimbingnya berusaha mengubah kulit apel menjadi sumber energi listrik.

“Kulit apel awalnya kita keringkan dibawah terik matahari selama seminggu. Atau bisa juga dioven. Setelah kering kulit apelnya kitab haluskan dengan blender dengan ditambah air secukupnya. Kira kira kulit apel yang dihaluskan 1/2 kg,” sebutnya.

Setelah itu kulit apel yang halus tadi dimasukkan kedalam baterai kering. “Sebelumnya karbon dalam baterai harus kita keluarkan dulu sampai kondisi dalam baterai kering kosong dan bersih,” jelas Acha.

Berikutnya baterai kering yang kosong dimasuki kulit apel yang dihaluskan sampai padat. Lantas batang karbon kita masuk lagi. Terakhir bagian atas baterai kering atau bagian plus (+) dibuat menutup baterai kering yang sudah diisi kulit apel yang dihaluskan.

Advertisement

“Setiap satu baterai kering yang diisi kulit apel yang dikeringkan menghasilkan tegangan listrik sebesar 1 volt. Agar bisa menyalakan satu lampu led dibutuhkan empat baterai kering berisi kulit apel yang dihaluskan,” jelasnya.

<!–nextpage–>

Walaupun belum sempurna, Acha merasa senang dengan hasil penelitiannya. “Semoga kedepan saya bisa menemukan sumber energi alternatif lain yang berasal dari barang bekas yang ada disekitar sekolah dan rumah saya,” sebut dia.

Ditambahkan, lampu led tegang 1.5 volt bisa menyala 24 jam. “Acha sudah melakukan uji coba. Empat baterai kering yang diisi kulit apel yang dihaluskan bisa menghasilkan listrik sebesar 4 volt. Sehingga bisa menyalakan lampu led selama 24 jam,” ucap Helmi.

Advertisement

Selanjutnya, Helmi menyarankan kepada Acha untuk membuat lampu tidur dengan memanfaatkan energi alternatif dari kulit apel. “Lampu tidurnya dibuat seperti robot. Akhirnya diberi nama lampu tidur Kutapel Si Ena. Kepanjangan dari Kulit Apel Sumber Energi Alternatif,” imbuh Helmi.

Lewat penelitian kecil yang dilakukan siswanya. Helmi berharap, kedepan bisa dikembangkan lagi jenis penelitian yang lainnya. Apalagi di Kota Batu melimbah buah apel. (man/yan)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas